Sunday, 11 January 2015

Lomba Menulis Cerpen 2015 Untuk Pelajar dan Umum

0

Lomba Menulis Cerpen 2015 ini diadakan oleh Perhutani. Hadiah totalnya jutaan rupiah. Lomba menulis ini dibagi menjadi 3 kategori, yakni pelajar yang terdiri dari siswa SLTP dan SLTA dan kategori Umum. Hadiahnya berbeda-beda, tapi temanya sama. 

Mari simak info lengkap tentang lomba cerpen ini. Lalu, carilah ide, ikuti, dan tunggulah pengumumannya sembari berdoa, semoga bisa memenangkan lomba cerpen 2015.

Lomba Menulis Cerpen 2015 Untuk Pelajar dan Umum

Nama lomba: Lomba Menulis Cerita Pendek Hutan & Lingkungan - PERHUTANI GREEN PEN AWARD 2015

HADIAH
Lomba Menulis Cerpen 2015
Hadiah Bagi Pemenang Kategori A
  1. Pemenang 1: Piala, Piagam, Uang Tunai Rp. 3.000.000,-
  2. Pemenang 2: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.500.000,-
  3. Pemenang 3: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.000.000,-
  4. 5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp. 500.000,-
Hadiah Bagi Pememang Kategori B
  1. Pemenang 1: Piala, Piagam, Uang Tunai Rp. 4.000.000,-
  2. Pemenang 2: Piagam, Uang Tunai Rp. 2.000.000,-
  3. Pemenang 3: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.500.000,-
  4. 5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp. 750.000,-
Hadiah Bagi Pemenang Kategori C
  1. Pemenang 1: Piala, Piagam, Uang Tunai Rp. 5.000.000,-
  2. Pemenang 2: Piagam, Uang Tunai Rp. 3.000.000,-
  3. Pemenang 3: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.500.000,-
  4. 5 (Lima) Pemenang Harapan: Piagam, Uang Tunai Rp. 1.000.000,-

Ini syarat mengikuti lomba menulis cerpen 2015 yang diadakan perhutani

Syarat Peserta :
  • Warga Negara Indonesia
  • pelajar SLPTP/sederajat (Kategori A)
  • Pelajar SLTA & Mahasiswa (Kategori B)
  • Guru, Dosen, Penulis/Pengarang dan Umum (Kategori C)
Ketentuan Lainnya
  • Pendaftaran lomba dibuka mulai tgl. 22 Nopember 2014 dan ditutup tgl. 22 Pebruari 2015 (Stempel Pos/jasa Kurir)
  • Judul naskah bebas, tema cerita kehidupan dengan berbagai aspeknya terkait hutan, alam dan lingkungan hidup.
  • Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, indah (literer) dan komunikatif.
  • Naskah adalah karya asli, bukan jiplakan, terjemahan atau saduran dan belum pernah dipublikasikan, disertai dengan dokumen pernyataan diatas materai.
  • Panjang naskah 5 s/d 10 halaman A4, diketik 1,5 spasi huruf Times New Roman ukuran font 12 poin, margin standar.
  • Naskah dicetak atau print out sebanyak 2 (dua) rangkap, file MS-Word dimasukkan dalam CD.
  • Peserta mengirimkan naskah 1 (satu) judul atau maksimal 2 (dua) judul, dikirimkan ke Panitia Perhutani Green Pen Award 2015: Perhutani Residence, Jl. Gedung Hijau I No. 17, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tulis kategori A/B/C di sisi kiri atas amplop tertutup.
  • Naskah dilampiri:
Biodata lengkap; alamat, nomor telpon/HP, Email yang mudah dihubungi.
Foto copy Kartu Pelajar (Kategori A);
Foto copy Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa dan KTP bagi Mahasiswa (Kategori B)
Fotocopy KTP/Paspor/Kartu Pegawai dan indentitas lainnya (Kategori C)
  • Tulisan singkat tentang salah satu kegiatan Perum Perhutani, diketik rapi minimal 70 kata, diperbolehkan menambah foto apabila ada. Sumber informasi Situs www.perumperhutani.com atau sumber lain dengan menyebut nama sumber.
  • Nama-nama pemenang akan diumumkan pada tgl 29 Maret 2015 melalui Situs: www.perumperhutani.com
  • Panitia tidak memungut biaya apapun dari peserta lomba, tidak menunjuk perwakilan dan tidak melayani surat menyurat terkait penyelenggaraan ini.
  • Naskah yang dilombakan menjadi milik Perum Perhutani dan dapat diterbitkan untuk kepentingan dokumentasi dan program Komunikasi Perusahaan. Hak cipta pada pengarang.
  • Keputusan Dewan Juri tidak dapat diganggu gugat.
Penting:
Info Lomba menulis 2015 ini bersumber dari sumber utama: diwww.perumperhutani.com. Nah, jika sobat ingin menang, memang harus berusaha, salah satunya dengan mengakses FB Sastra Hijau Perhutani Green Pen Award danwww.rayakultura.net

Lomba Menulis Cerpen dan Surat 2015 - Oksana

0


Pengumuman Lomba Menulis Cerpen dan surat ini dibuka dengan Assalamu'alaikum oleh penyelenggara. Kemudian penyelenggara bertanya, apa yang akan kamu ungkapkan dengan sehelai kertas putih bernyawa tinta hitam? Apa yang akan kamu goreskan disana? Kesedihan? Kebahagiaan? Ungkapan terimakasih? Atau semua isi hati yang saat ini masih menggelayut dihatimu. Apa salahnya jika ada kesempatan untuk ungkapkan itu semua dengan menulis segulung surat tengah malam dalam keheningan yang berteman tinta tajam. 

Surat yang kamu tulis bukan hanya untuk kekasihmu, bukan hanya untuk orang orang yang sedang kamu suka, tapi bisa juga untuk Ayah Ibumu! Sahabatmu! Adikmu! Gurumu atau bahkan Surat untuk Sang Maha Pencipta. Selain tintamu ditorehkan pada sehelai surat kamu juga tidak akan pernah melupakan percakapan indahmu bersama hati yang sangat kuat menyimpan rahasia, Cerita Pendek yang berkesan namun membuatku berkorban hanya untuknya, untuk siapapun! Kamu melakukan yang terbaik untuk Pasanganmu, Tambatan Hatimu, untuk Keluargamu, Sahabatmu atau kamu pasti selalu melakukan yang terbaik untuk dirimu sendiri. Betul kan? Kamu melakukannya pasti karena “Semua Untuk Cinta” . Pesan atau ungkapan yang ada didalamnya didalam ceritamu adalah perasaanmu, jadi jangan takut kita bisa curhat bersama disini loh haha di Event Nasional Lomba Menulis Surat Istimewa dan Cerpen. Kali ini Penerbit Oksana bekerjasama dengan Penulis Maidina Afaf menyelenggarakan event Nasional Lomba Menulis Surat dan Cerpen.

Bentuk karya tulis : Surat  dan Cerita Pendek (Cerpen)
Sebelum ikutan simak dulu yuk syarat-syaratnya :
Apa syaratnya?
1. WNI (Warga Negara Imdonesia)
2. Bergabung di grup facebook Oksana Menulis https://www.facebook.com/groups/623969087691252/?fref=ts , berteman dengan facebook Penerbit Oksana https://www.facebook.com/penerbit.oksana?fref=ts dan facebook Maidina Afaf https://www.facebook.com/suci.maidina.s?fref=ts
3. Like fans page Maidina Afaf https://www.facebook.com/MaidinaAfaf?fref=ts , like juga fans page blog ini.
4. Twitter follow @penerbit_oksana https://twitter.com/_penerbitoksana dan @maidinaa https://twitter.com/suciciki, (jangan lupa follow juga @BGaptek ya_red)

5. Bebas biaya dan sebarkan info event ini dengan men-tag 20 teman facebook-mu
6. Siapa saja boleh mengikuti event ini tidak dibatasi usia

Syarta Khusus lomba cerpen dan surat ini

1. Cerpen bertema : “SEMUA UNTUK CINTA”
2. Surat Istimewa bertema : “KU PERSEMBAHKAN UNTUKMU”
3. Surat Istimewa maksimal 1 halaman A4
4. Cerpen maksimal 7 halaman A4
5. Ditulis dengan ketentuan MSword 2007, margin 3cm (kanan, kiri, atas, bawah), Times New Roman, spasi 1,5 Justified.
6. Karya sendiri belum pernah dipublikasikan dan belum diikutsertakan lomba lain
7. Masing-masing hanya boleh mengirimkan satu jenis karya terbaiknya (satu surat istimewa, satu cerpen) #boleh mengirimkan dua karya berbeda
8. Sertakan biodata narasimu, cantumkan akun social yang kamu punya dan No.Hp juga wajib mencantumkan foto 3x4 disamping kiri biodata biodata narasimu.
9. Akan dipilih
#Surat Istimewa : 100 Surat terbaik
#Cerpen : 40 Cerpen terbaik
10. Deadline sampai tanggal 1 Februari 2015 pukul 23.59 WIB dan akan diumumkan pada tanggal 28 Februari 2015
11. Kirim naskahmu ke e-mail (maidina855@gmail.com), dengan subject : Jenis Karya#Nama Penulis#Judul Naskah (contoh : Surat Istimewa#Maidina Afaf#Goresan Pena untuk Tuhan)
Hadiah :
1. Semua peserta yang menjadi kontributor akan mendapat e-sertifikat dan diskon 10% saat pembelian buku terbit
2. Akan dipilih 3 naskah terbaik dan masing-masing akan mendapatkan :
- Juara 1 = Piala Maidina Afaf + e-sertifikat + Rp. 150.000,- paket penerbitan
- Juara 2 = Piala Maidina Afaf + e-sertifikat + Rp. 100.000,- paket penerbitan
- Juara 3 = Piala Maidina Afaf + e-sertifikat + Rp. 50.000,- paket penerbitan
jangan sampai ketinggalan!
Dan jika ada seputar lomba cerpen 2015 dan lomba menulis surat ini pertanyaan sialakan ajukan ke Maidina Afaf : 0857-1631-0550Penerbit Oksana : 0838-3149-8380. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Lomba Menulis 2015 - Cerpen, Puisi, Esai - Pelajar, Mahasiswa, Umum

0


Lomba Menulis 2015 ini terdiri dari lomba Cerpen, lomba Puisi, dan lomba essai. Dalam rangka menjemput hari ibu, lomba menulis ini mengambil tema: tentangm Bunda; Sejuta Surat Cinta untuk Bunda.

Siapa saja bisa ikut, baik itu pelajar, mahasiswa, atau umum. makanya dijudul ane tulis, lomba menulis untuk Pelajar, Mahasiswa, dan Umum. dan karena lomba ini berlangsung sampai februari tahun 2015, maka lomba ini tergolong lomba menulis 2015. 

Writing Contest 2015, Description: Berjuta jasa, berjuta kekuatan yang kau miliki untuk menanamkan jiwa kuat di hati anakmu yang rapuh ini. Di hari ini, mungkin bukan hal yang indah untuk kuberikan kepadamu, hanyalah ungkapan terimakasih. Baktiku kepadamu adalah yang bisa kulakukan untuk balas atas senyum dan pelukmu yang selalu ada untuk anakmu. Terimakasih banyak, Bunda.

Lomba menulis cerpen, puisi, dan esai Sejuta Surat Cinta untuk Bunda ini ditutup pada tanggal 28 Pebruari 2015. Pemenang akan diumumkan pada tanggal 3 Maret 2015

Apa hadiahnya
Satu Hadiah Utama Samsung Galaxy S-5 untuk naskah terbaik

Kategori Siswa SD/MI
Juara 1 : Rp 2.000.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor
Juara 2 : Rp 1.500.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor
Juara 3 : Rp1.000.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor

Kategori Pelajar
Juara 1 : Rp 2.000.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor
Juara 2 : Rp 1.500.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor
Juara 3 : Rp1.000.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor

Kategori Mahasiswa/Umum
Juara 1 : Rp 2.000.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor
Juara 2 : Rp 1.500.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor
Juara 3 : Rp1.000.000 (berupa tabungan)+ souvenir dari sponsor

Bagaimana Cara Penilaian Lomba Menulis Sejuta Surat Cinta untuk Bunda?

Perkategori: Berdasarkan share, like dan komentar terbanyak. Nilai poin untuk 1 share = 3, untuk 1 comment = 2, dan untuk 1 like = 1.
Hadiah utama: Berdasarkan penilaian juri secara off-line.


Buat yang mau ikutan Lomba Menulis ini silakan daftar di website Sejuta Eksrpesi.Lomba Menulis Cerpen, Puisi, dan Esai ini dipersembahkan oleh Indonesia Menulis dan didukung oleh UNESA(Univesitas Negeri Surabaya), UBAYA (Universitas Surabaya),Komputek, Bank Indonesia, Bank UMKM Jawa Timur, PT. Petrogas Jatim Utama, dan PT. Otomodek Metal WOrks.

anda tertarik untuk ikut lomba nulis ini? silahakan, keburut telat. 

Lomba Menulis Novel dan Buku Puisi – Penerbit Kosong

0

Lomba penulisan buku Penerbit Kosong mengambil tema, “Tampil Beda yang Berbeda.” Lomba ini mengajak setiap penulis untuk membuat karya tulis yang berisi pesan-pesan positif, ide-ide cerita maupun pola penulisan yang selama ini belum penah terpikirkan sehingga hasil karya yang penulis buat, tampil beda. Namun tidak sekadar tampil beda, tampil bedanya pun harus berbeda. Tidak asal tampil berbeda, tetapi terkonsep, tidak melanggar sopan-santun dan nilai-nilai yang ada serta memotivasi pembaca untuk tampil beda yang berbeda.
Karya yang dilombakan berupa puisi, novel, pengembangan diri, dan komik. Adapun syarat naskah yang dapat diikut sertakan dalam lomba adalah:
1. Untuk puisi, novel, pengembangan diri: A4, Margin 4-4-3-3 (Kanan-bawah-atas-kiri); spasi 1,5; Times New Roman 12. Minimal 100 halaman, maksimal 150 halaman. Disusun dalam satu file, Ms. word. Tulis biodata, sinopsis cerita, serta kelebihan dan kelemahan naskah di halaman akhir.
2. Untuk komik: setiap halaman minimal 3 panel. Minimal 120 halaman, maksimal 160 halaman. Disusun dalam satu file, pdf. Tulis biodata, sinopsis cerita, serta kelebihan dan kelemahan naskah di halaman akhir.
3. Penulis tidak dibatasi usia, tetapi naskah dibatasi untuk remaja usia 13 – 22 tahun.
4. Naskah ditulis oleh satu orang, kecuali komik dapat ditulis maksimal dua orang.
5. Latar tempat harus ada hubungannya dengan Indonesia (tidak harus Indonesia menjadi latar utamanya).
6. Naskah harus sesuai dengan tema, tidak memicu isu SARA, dan kebencian. Tidak memuat kata-kata kasar dan kotor.
7. Naskah tidak sedang diikutsertakan dalam lomba penulisan di tempat lain dan tidak sedang dalam ikatan dengan penerbit mana pun.
8. Penulis telah mengikuti twitter @penerbitkosong dan menyukai laman PenerbitKosong di Facebook.
9. Membeli salah satu buku Penerbit Kosong dan berfoto dengan buku tersebut. Pembelian buku harus melalui Penerbit Kosong dengan mengirim pesan ke surel penerbitkosong@gmail­.com, dengan format subyek: Pesan Buku Lomba (spasi) Judul buku. Di tubuh surel tulis nama dan alamat lengkap serta nomor hp. Jangan lupa lampirkan bukti pembayaran. Sebelum mengirim pesan, silakan tentukan terlebih dahulu ingin membeli buku yang judulnya apa. Sinopsis buku kami bisa dilihat di http://goo.gl/8FGuAf. Setelah tahu ingin membeli buku yang berjudul apa, silakan jumlahkan harga buku dengan ongkos kirim yang telah kami berikan. Setelah itu silakan melakukan pembayaran. Pembayaran bisa dilakukan melalui nomor rekening yang tertera di bawah. Untuk peserta JABODETABEK gratis ongkos kirim, luar JABODETABEK membayar ongkos kirim Rp 10.000, luar Pulau Jawa dan Bali membayar ongkos kirim Rp 20.000, dan Papua 50.000. Ongkos kirim telah dipotong sehingga tidak terlalu memberatkan peserta. Kami akan segera mengirim buku pesanan rekan-rekan.
10. Setelah buku sampai di tempat rekan-rekan, jangan lupa berfoto dengan buku tersebut sekreatif mungkin (ada hadiahnya juga loh untuk peserta yang fotonya paling kreatif). Lalu mention kami di twitter dan berikan komentar di info lomba yang ada di laman kami dengan foto tersebut disertai kalimat dengan format: Lomba (spasi) TBB (spasi) Nama. Nama rekan-rekan otomatis akan tercatat sebagai peserta. Rekan-rekan tinggal menyelesaikan naskah rekan-rekan, dan kirim jika sudah selesai.
11. Naskah dikirim ke surel penerbitkosong@gmail­.com dengan subyek: Lomba (spasi) TBB (spasi) Nama. Nama-nama yang mengikuti lomba beserta judul naskahnya akan kami tulis di website kami, agar peserta dapat memeriksa apakah namanya telah masuk daftar peserta atau belum.
12. Lomba dimulai tanggal 20 Desember 2014 dan berakhir pada 20 Februari 2015. Pemenang akan diumumkan pada 20 Maret 2015 di Twitter dan laman Facebook.
HADIAH:
JUARA I : Kontrak penerbitan + Rp 1.000.000 + Paket Buku Penerbit Kosong
JUARA II: Kontrak penerbitan + Rp 750.000 + Paket Buku Penerbit Kosong
JUARA III: Kontrak penerbitan + Rp 500.000 + Paket Buku Penerbit Kosong
50 Naskah terpilih akan diterbitkan dengan sistem POD (Print On Demand), bekerjasama dengan bookoopedia.com (keuntungan dari penjualan yang diberi oleh bookoopedia, sepenuhnya untuk penulis). Ke-50 naskah terpilih ini tidak hanya dijual di toko buku online bookoopedia, tetapi dapat pula dijual di tokobuku fisik Bookoopedia.
Foto yang paling menarik akan mendapatkan Rp 500.000
Info lebih lanjut:
Nuryanto Gracia 088808607214

Lomba Menulis Cerpen Nasional Forum Sastra Bumi Pertiwi 2015

0


Syarat lomba :
1.      Peserta adalah warga Negara Indonesia tanpa batasan usia
2.      Tema bebas namun diharapkan mampu memberikan pencerahan/ pesan moral bagi pembaca
3.      Naskah berbahasa Indonesia, diketik di kertas kuarto, spasi 2, font Times News Roman, ukuran 12, margin 3 cm di setiap sisi
4.      Panjang naskah 5-8 halaman
5.      Naskah harus asli, bukan terjemahan, saduran atau hasil plagiat
6.      Naskah belum pernah dipublikasikan di media manapun dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain
7.      Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah cerpen
8.      Sertakan biografi singkat penulis (Max 100 kata), no Hp, email dan alamat rumah di bagian akhir naskah
9.      Setiap cerpen /setiap judul naskah yang diikutsertakan wajib membayar uang pendaftaran Rp 25.000,-
10.  Uang pendaftaran ditransfer ke Bank BRI No. Rekening : 541201013576531 atas nama Abdur Rahim.
11.  Bukti transfer discan atau difoto, lampirkan beserta naskah cerpen, lalu kirim ke email: cerpenfsbp2015@yahoo.com
12.  Format subject (Nama Penulis-Judul Naskah). Contoh: Agus Santosa-Tembang Kehidupan
13.  Karya peserta diterima panitia paling lambat tanggal 15 Maret 2015
14.  Pemenang diumumkan paling lambat pada tanggal 15 Mei 2015 di blog FSBP http:// forumsastrabumipertiwi.blogspot.com atau Facebook : Forum Sastra Bumi Pertiwi (Page dan Group)
15.  Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat
Hadiah:
Pemenang 1 uang tunai Rp 1.500.000,- + piagam penghargaan dalam format JPEG
Pemenang 2 uang tunai Rp 1.000.000,- + piagam penghargaan dalam format JPEG
Pemenang 3 uang tunai Rp 500.000,- + piagam penghargaan dalam format JPEG
5 pemenang harapan masing-masing Rp 200.000 + piagam penghargaan dalam format JPEG
20-30 karya terbaik akan dibukukan dan didistribusikan nasional
Seluruh peserta mendapat piagam penghargaan dalam format JPEG
Dewan juri
1. Drs. Suyatno Iswandi
2. Melinda Suzana, Mpd
3. Drs. Zakaria Harahap
Contact person: Rahmad Yulianto 083187879438, atau facebook (Fs Bumi Pertiwi)

Tuesday, 6 January 2015

MOZAIK KADO SEDERHANA

0



Kuambil kembali air-air senyum yang telah tumpah
Sebab telah setia menemani kau yang resah
Menata puzzle duniamu kembali
Kucarikan kau penawar kelammu, kelana

Kebenaran sederhana telah kutemukan
Menghujanimu tiada henti dengan lapisan asa
Berharap kau tak lagi merasa mengapa dunia
Mempermainkan keheningan merajuk masa

Ini hanya kado sederhana
Yang tertuang dalam harapan aksara
Semoga kelanamu mengembalikan dunia
Pada mozaik dimensi bunga asa kalam Tuhan kita



AZAM ADZAN HUJAN

0



Larik lirik lirisku masihlah tentangMu
Segala azam adzan hujan setia berkumandang
Dalam derai jejak hidup
Memanggil sanubari tetap bertahta
MenujuMu, hanya padaMu

Adalah dengung do’a hatur padaMu, Gusti
Remukkan ego dalam sejuta bait
Luruhkan pada tiap lingkaran sabar dan ikhlas
Menjalani layaknya pintaMu
Seperti pula titahMu

Aku hanyalah cakrawala, aku hanya aksara seorang hamba
Berujar bertutur mengejar pahala
Meski tak pelak, tak kupungkiri
Aku pernah menggenggam bara, menjauh dariMu
Tanpa sadari aku buatMu terluka

Kini telah kutemukan cintaku kembali
CintaMu padaku pada lautan jiwa
Cintaku padaMu pada denting musim aroma
Geliatnya memekarkan benih yang dulu layu
Semerbak harumnya tawarkan selaksa suarga

Aku kembali Allah
Memeluk rengkuhanMu
bersama kehangatan yang tiada pernah terpudar
Tersenyum merajut damai

dalam dawai yang kau tawarkan

PERIHAL RAHASIA MBAH KAKUNG [1] (Dimuat di Majalah Respon)

0

(Sumber: www.panoramio.com/photo/6771962)

Beberapa detik aku tercenung, mendengarkan mamak. “Selamanya le[2], selamanya.” Utara mamak begitu jelas.
“Tapi mak, aku hanya ingin…” belum selesai bantahanku, mamak menyela.
“Mamak juga tidak tahu, biarkan rahasia itu menjadi rahasia mbah kakungmu selamanya le.”
Aku hanya tidak habis pikir, kenapa mamak bisa berlaku seperti ini. Padahal sejauh pandanganku, mamak adalah satu dari delapan bersaudara yang mempunyai kedekatan dengan simbah, anak kesayangan simbah. “Menurutku mbah kakung bukanlah orang seperti yang dikatakan warga desa. Aku hanya ingin membersihkan nama baik simbah, mak. Cuma itu.”
Mamak mengernyitkan kening, mengibaskan tangannya. “Sudah, sudah. Suatu saat dengan sendirinya kamu akan tahu. Untuk masalah nama baik, sudahlah, Gusti Allah yang lebih tahu. Sana pergi dulu ke surau, adzan sudah berkumandang.” Beliau pun mengambil mukena dan mengenakannya, sudah tiga bulan ini mamak memang tidak bisa berjalan terlalu jauh, kakinya sakit karena asam urat.
Aku mengambil sarung dan berlari kecil menuju surau yang tak jauh dari rumah. Selesainya sholat Isya, aku malah terpekur di teras surau memandang bakiak-bakiak[3] yang biasanya digunakan untuk berwudhu. Terkenang semasa mbah kakung masih hidup. Beliau yang telaten mengajariku tentang cara membuat bakiak.
“Bakiak memang sandal ala kadarnya le, dibuat dengan bahan seadanya, kayu dan ban bekas. Kita pun bisa membuat bakiak sendiri dengan mudah. Enakkan, makanya simbah akan mengajarkanmu cara membuatnya.”
Aku mengangguk senang dengan penjelasan mbah kakung. “Aku akan membuat bakiak yang paling bagus mbah dan memakainya kemana pun, aku akan membuat untuk surau itu, mbah kakung, mbah putri, mamak, bapak, dan empat adik-adikku, juga Sarijo, Painem, Warsita, dan teman-temanku yang lain, mbah.” Ujarku bersemangat.
“Baiklah, kalau begitu simbah perlu mencari bahan yang lebih banyak lagi. Untuk membuat bakiak yang akan kamu bagikan. Sik ya[4], simbah pergi, kamu tunggu di sini.” Simbah pergi dengan mengusap kepalaku setelahnya beliau memberikanku senyumnya yang teduh.
Lalu, bagaimana bisa orang-orang menyebut simbah sebagai seseorang yang egois, tidak pernah mau berbagi dan culas? Awalnya sebutan itu tidak masalah bagiku, toh, simbah tidak pernah meladeni omongan belakang orang-orang. Tetapi semakin dibiarkan, orang-orang itu seakan diberikan lahan hijau untuk ditanami gosip lain. Pernah suatu ketika amarahku lepas dan memukul Paijo.
Alhasil sesampainya di rumah, aku menemukan raut wajah simbahku merah padam. “Kenapa pulang malam? Marah? Sama Paijo?”
Aku terbelalak. “Mbah kakung, tahu?”
Simbah mengangguk. Aku menundukkan kepala, segan dengan simbah. “Biarkanlah, misal mau marah, bukankah seharusnya simbah yang lebih marah? Kamu tidak usah berlebihan seperti itu.”
“Berlebihan?” aku mengernyitkan kening, menampakkan kebingungan, juga marah dengan sikap simbah. “Simbah harusnya meluruskan semua berita itu.”
“Kanggo opo, Le[5]?”
Helaan napasku memberat, duh…simbah.
Pangkal dari semua yang tidak mengenakkan hati tentang mbah kakung adalah pada saat mbah kakung mulai menolak untuk iuran bersih desa, dipinjami uang padahal ada orang yang datang dengan kebutuhan yang mendesak dan juga iuran membuat bakiak surau. Sungguh, aku tidak tahu maksud mbah kakung dengan berbuat seperti itu, yang aku tahu simbah berhati lembut, tidak mungkin tega melakukan hal-hal itu.
“Le…” suara itu membangunkanku, ternyata sedari tadi aku tertidur di teras. Aku mengerjap, mencoba mengenali sosok di depanku, seorang lelaki yang tampan, tapi aku yakin bukan dari desa sini.
“Iya pak, ada yang bisa saya bantu.”
“Tanyakan pada Pakdhe[6] Singgih perihal simbahmu.”
Lelaki itu menghilang dengan kabut tipis yang jatuh pelan-pelan. Aku tergeragap, dan terbangun dengan napas tersenggal. Pakdhe Singgih? Sarung yang masih kupakai kucincingkan dan berlari menuju rumah pakdhe Singgih. Beliau adalah karyawan mbah kakung yang sangat dipercayainya.
“Assalamualaikum, kulonuwun[7] pakdhe Singgih.”
“Oalah, putune[8] mbah Kardjo tho. Waalaikumsalam. Mari masuk le, tak kiro sopo[9].”
Aku tersenyum, tanpa menunggu, aku langsung menanyakan perihal rahasia mbah kakung. Raut wajah pakdhe Singgih memucat.
“Maksud kamu gimana le?”
“Saya tahu, anggapan orang-orang terhadap simbah tidak benar, pakdhe. Oleh karenanya tidak bisakah itu diluruskan. Saya hanya ingin nama mbah kakung itu bersih.”
Pakdhe Singgih menggeleng. “Satu jawaban untukmu Le, bagi simbah kakungmu itu, rahasianya cuman satu, tangan kanan memberi dan tangan kiri tidak mengetahui. Selama ini simbahmu menyuruhku untuk diam-diam memberikan uang iuran bersih desa, meminjamkan uang pada yang datang dengan kebutuhan mendesak. Meskipun tidak memberikan uang iuran membuat bakiak surau, simbahmu malah diam-diam membuatnya sendiri. Selama ini akulah yang menjadi perantara simbahmu dengan orang-orang yang tidak mengetahui sumbernya.”
Penjelasan pakdhe membuatku benar-benar terkejut. Terkesiap dengan kenangan yang mendadak hadir. Simbah tertawa, menampakkan gigi-giginya yang sudah jarang. “Apik[10], harus seperti itu. Asal kamu tahu le, dibalik ala kadarnya, bakiak punya kelebihan yaitu tahan terik matahari maupun hujan. Esok kamu harus jadi seperti bakiak. Sederhana, tanpa diketahui orang lain keberadaan manfaatmu, dan tahan banting. Sini, mendekatlah, ayo kita buat bakiak untuk surau itu ya.”
“Siapa yang memberitahumu?” suara pakdhe mengeluarkanku dari lamunan.
Kesiapku belum selesai, aku kembali dikesiapkan pertanyan pakdhe. Jantungku serasa berlari kencang. Siapa? Aku menggeleng. Kenapa dia bisa tahu tentang kunci untuk membuka rahasia mbah kakung adalah pakdhe Singgih? siapa dia? Malam semakin larut. Aku mendengar seruan suara hamdalah yang bersama-sama. Aku menengok kanan dan kiri. Sepi.

Subuh, 11 Desember 2012, 03:54 WIB
Kangen pada almarhum kedua simbah kakungku (97 dan 01), salam saya untuk semua simbah kakung di seluruh dunia J.




[1] Kakek (bahasa Jawa)
[2] Tole: anak laki-laki
[3]Bakiak sebutan di Jawa Tengah untuk sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku di kedua sisi.
[4] Sebentar ya
[5] Buat apa?
[6] Sapaan; bapak gedhe; orang yang lebih tua
[7] permisi
[8] cucunya
[9] Kukira siapa
[10] Bagus

SAHABAT SURGAKU (Dimuat di Majalah SMART TEEN)

0



Rasanya seperti ada badik yang menancap di relungku, kemudian saat  menyadari yang terjadi saat ini adalah sebuah kenyataan, sebilah hatiku sudah turut bersamanya, meregang nyawa.
Tanpa kata. Gugupku semakin menguar. Tangan kananku memilin ujung baju sedangkan tangan kiriku sibuk mengusap air yang mendadak tumpah tak terkendali. Semua kelebat bayangannya semakin nyata. Aku sibuk merapal doa. Tu. Han. Rabb-ku… Bisakah kau sisakan waktu untuk aku bertemu dengan dia? Untuk kesekian kalinya, lagi? Bisakah harapanku itu kau jadikan nyata, Allah?
Langkah tidak teraturku semakin gegas. Aku tidak suka melewati lorong-lorong. Bagiku lorong-lorong rumah sakit yang panjang menawarkan kesedihan yang semakin mendalam dan meresap. Itu menyakitkan. Menghantam-hantam dan meremuk redamkan jantungku. Ia tak pernah berhenti sedetik pun untuk tidak berdetak lebih lamban. Semuanya serba muram, kelam, berantakan.
Aku melihat keadaan sekitarku dengan kacau, melihat setiap nama ruang. Aku tak terbiasa datang ke rumah sakit. Untuk bertanya? Aku bahkan tak sanggup untuk berkata. Bahkan untuk menghentikan air yang mengalir deras di pipi dan juga sesenggukanku.
Duhai Allah, apa sebenarnya rencana yang sedang Engkau persiapkan untuk kami? untukNya? Kau lihatkan senyumnya? Apa karena itu Kau ingin bertemu dengannya? Kau rindu denganNya? Bagaimana dengan aku, Rabb? Aku tak bisa melihatnya sedangkan Engkau? Dari dunia ini Engkau yang Maha Melihat segalanya. Maafkan aku jika aku egois, tetapi Allah, aku sungguh menyayanginya.
Semua masa-masa bersamanya berkelebat cepat.
Ia tersenyum, menutup mushafnya, bertanya tentang kebahagiaan yang menyelimuti kami. Bertanya tentang bagaimana kita bisa hidup sebagai sahabat, se-la-ma-nya. Bertanya tentang bagaimana Allah bisa menemukan kami dan membuat kami bisa bertukar bahagia. Bahagia yang berbunga-bunga.
Dia, sahabat spesialku. Dia tidak hanya memberikanku kebahagiaan tetapi juga kebaikan hatinya. Ia lengkapkan hidupku. Ia, lebih dari, lebih. Ia sahabat surgaku. Tak pernah sedikit pun aku merasa ia pernah menyakitiku, bahkan ketika ia menegur dengan nasihatnya yang sedikit keras. Tentang pola lakuku yang terkadang tanpa kusadari telah berada di luar batasan islami.
Tentu saja, walau kami bersahabat bukan berarti tak pernah ada kerikil yang menyandung kaki kami. Tetapi hal itu tak menjadikan kami musuh. Semuanya akan jadi lebih baik. Mungkin hanya perlu waktu untuk saling memahami.
Lantunan adzan dari arah dalam surau menyelimuti kami. Itu menjadi irama kali pertama, kami bertemu. Melempar senyum hangat, bertukar kenal, menjawab adzan, sholat bersampingan di shaf yang sama, berbincang akrab, dan tilawah qur’an bersama.
Di sini. di sebuah surau sederhana di pinggir sebuah desa dengan gemericik air dari kali jernih di sebelah timur, yang nantinya, tempat ini menjadi ikrar persahabatan kami. Dan itu telah terjadi bertahun yang lalu. Di tempat, dimana kami bisa melihat anak-anak desa bercengkrama di pekarangan surau, mengaji dengan semangatnya, dan ikut bergabung di shaf sholat dengan ibu-ibu lain.
Hal itu telah terbilang dua tahun, delapan bulan, dua minggu, tiga hari, tujuh jam, dan delapan belas menit. Aku selalu mencatatnya. Dengan sangat baik. Tak pernah terkecuali. Bahkan setiap momen bersamanya, aku akan menuliskan di catatan harianku, seperti sekarang ini.
Dalam sepekan kami akan bertemu di sini. Mengajar TPA. Hal itu kami lakukan karena kami beda sekolah, dan dengan kepadatan jadwal. Kami sepakat untuk meluangkan waktu bersama di hari sabtu di sini, sebagai bentuk pengabdian masyarakat. Satu hal yang dulu ia yakini dan menular kepadaku, meskipun kami sibuk tetapi sifat berbagi tetap tak akan kami kesampingkan. Karena sekarang ini, baru itu yang bisa kami lakukan, bukan dengan harta tetapi dengan pengetahuan yang kami miliki.
Dan di saat tersakit inilah, gempuran kenangan itu semakin membuatku tersungkur, merana. Meskipun begitu, aku bahagia, ia telah meng-indahkan dirinya, mempersiapkan semua bekal dengan baik, bahkan ia tadi juga sempat berpamitan denganku. Akhir-akhir ini bahkan ia getol sekali mengingatkan aku tentang zakat, sholat tahajud, sholat tepat waktu, sholat sunnah dan dhuha, tilawah qur’an. Kadang malah hal itu tak kuindahkan. Tapi bukan Mey namanya, kalau ia menyerah. Bahkan aku hampir kebosanan dan mengangguk pasrah dengan jejalan nasihatnya.
Aku tahu, kau sangat baik. Iya iya, aku mengerti kok. Kau benar-benar sahabat surgaku. Hanya saja, tak kusangka seperti ini Mey. Kau mau pulang? Jadi kau ingin menyakinkan dirimu saat kau tinggal, aku akan menjadi pribadi yang baik-baik saja tanpamu? Bahkan lebih baik darimu? Agar kita nanti bertemu di jannahNya, seperti itukah, Mey, maksudmu? Maaf, aku tidak peka.
Suara telepon diujung tadi membuatku sesak, memberitakan tentang keadaanmu. Terjatuh dari motor, hilang kendali, menabrak truk, dan dari jalur berbeda ada motor yang melaju lebih kencang. Kamu hilang sadar, Mey…sebelum sampai di tempat kita mengajar TPA.
Lorong-lorong yang kulalui semakin banyak. Aku tersentak, aku mendengar suara adzan kami, terdengar lebih sayup. Semakin sayup. Aku kembali mengiggil membuat doaku padamu semakin menghambur. Jatuh satu per satu. Aku percepat langkah kakiku, semakin cepat, dan hampir berlari, Mey aku takut kehilanganmu.
Aku memang melihatmu tak menangis ketika aku kalang kabut mencarimu. Ibumu sakit dan tiba-tiba harus di bawa ke UGD. Senyummu malah melingkar-lingkar. Menabahkan aku, lho, Mey… sebenarnya yang seharusnya sedih dan khawatir itu siapa? Dengan tenang kau malah berkata bahwa jika memang sudah takdir, kenapa harus dikhawatirkan. Bukankah mati memang sesuatu yang pasti. Aku terhenyak, memandangmu.
Meskipun kita sudah berkenalan dan bersahabat lama. Aku masih saja tak menyangka bagaimana cara kamu berpikir. Aku benar-benar banyak belajar darimu tentang hidup, Mey.
Tunggu ya Mey, tunggu Tu. Han. Tunggu, aku mohon dengan sangat. Tunggu aku. Jangan biarkan aku kehilangan dia dulu, Rabb. Jangan, aku mohon. Aku ingin mengucapkan sesuatu yang belum kuutarakan. Aku menyayangimu, Mey, karena Allah.


Sunday, 4 January 2015

Menulislah dan Membacalah

0


Pernahkah kamu terhambat saat menulis? Merasa tulisan terasa kering, bahkan terkesan hambar? membosankan. Maka satu hal yang benar-benar harus kamu lakukan, lihatlah hatimu, dan tuliskan dengannya.

Ada begitu banyak motivasi menulis yang bertebaran. Memberi pompa semangat kepada siapa saja yang mau menangkupkan tangan untuk menerimanya.

Aku lupa ini pendapat siapa tapi ada salah satu penulis yang mengibaratkan menulis dan membaca seperti minum air. Ibarat orang membaca adalah seorang yang haus dan minum air, maka tulisannya adalah air kencingnya. Semakin banyak dia minum maka semakin banyak ia kencing. Semakin banyak ia membaca maka semakin banyak pula tulisanannya.

"Jika kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan 2 hal: MEMBACA yang BANYAK, dan MENULIS yang BANYAK,"
-Stephen King

 Semakin diseringkan dengan latihan menulis maka sebenarnya kamu sedang mengasah diri menjadi lebih ahli. Maka menulislah, menulislah, menulislah. Imbangi dengan membaca karena ia adalah nutrisi, membuat tulisanmu lebih berasa.

Menulis Novel Filmis Bersama Gola Gong 1

0


'Semua dimulai ketika kata-kata ditulis.'

Kalimat itu begitu aku garis bawahi. Bukan apa-apa, kali pertama mendengar Mas Gola Gong mengatakannya, tiba-tiba kepalaku sudah manggut-manggut setuju. Haha.

Jadi hari ini aku memang dipenuhi rasa penasaran. Bagaimana meracik novel yang best seller dan bisa difilmkan. Menurut Mas Gola Gong ini tidak semua novel yang best seller difilmkan. Jadi novel seperti apa yang bisa kena lirikan produser?

Acara yang digelar oleh Indiva Media Kreasi, bekerja sama denga Forum Lingkar Pena dan Lazis UNS pun menggelar acara super keren ini. Mengundang pembicara yang telah menulis puluhan buku, mantan wartawan, penulis skenario, Presiden Forum TBM RI, Anggota Dewan Pertimbangan FLP, Gola Gong.

"Tulislah sesuatu yang baru, unik, out of the box, komersil, dan dengan tema populer."

1. Baru, sesuatu yang baru memang selalu mampu membuat banyak orang penasaran dan juga segar. Benarkah? coba kalau kita cerita tentang cinta. Sesuatu yang seringkali disuguhkan. Kalau lama kelamaan tidak diolah dengan cara yang baru, pembaca akan bosan.

2. Unik, siapa yang tidak suka diberikan jamuan yang unik. Misal sedang bertamu. Ketika lebaran yang terhidang di meja orang kota hanya segelas es sirup dan beragam kue kering. Bagaimana kalau diberi suguhan tradisional, khas desa, tape ketan. Nyummy.

3. Out of The Box, menulislah dengan sudut pandang yang berbeda. Istilah itu menurutku karena box atau kotak itu ada empat sisi. Tapi kebanyakan penulis hanya menulis dari satu sisi saja. Coba explore dari sisi kedua, ketiga, dan keempat. Contoh: biasanya kalau ada cerita tentang TKW, maka kebanyakan penulis akan menulis tentang kehidupan tokoh TKW di tempatnya bekerja. Bagaimana jika diganti dengan kisah hidup anak dari tokoh TKW. See?

4. Komersil, sesuatu yang sedang tren, diminati. Meski begitu jangan mengorbankan pesan dalam karya.

5. Tema populer. Menurut Mas Gola Gong tema ini biasanya berkisar tentang konflik dua keluarga, cinta terlarang, odipus complex, cinderella syndrome.

Demikian, bagian 1 itu dulu aja. Nanti disambung ya.

Contoh Surat Pengantar Mengirim Cerpen/ Puisi

1


Sebelum membahas tentang surat pengantar, ada baiknya kita belajar dulu tentang apa saja yang perlu diperhatikan penulis sebelum mengirimkan cerpen/puisi. Hal penting tersebut adalah adalah tema cerpen/puisi. Perbanyak membaca tentang kriteria media tersebut, mengenal, mendalami, bahkan menela'ah.  Sehingga kita tahu tentang visi dan misi media.

Majalah Ummi, Tabloid Nova, tentu tidak akan memuat cerpen dengan tema remaja yang lagi patah hati dengan gaya tutur gaul seperti loegue, apalagi memuat kisah peri hijau dan cinderella. Begitu pula Majalah Bobo, mustahil menerima cerpen dengan tema keluarga dan rumah tangga.

Naskah diketik dalam MS Word, kertas A4, Times New Roman 12, line spacing 1.5, maksimal 10.000 karakter termasuk spasi—tergantung media, disimpan dalam format RTF (Rich Text Format), dan dikirim via file attachment.

Jangan lupa di bagian akhir naskah cantumkan nomer rekening Anda untuk pengiriman honor—jika dimuat, NPWP (nomor pokok wajib pajak—bagi yang sudah punya), alamat email, dan nomer hp.
Pada subjek email untuk pengiriman cerpen ditulis CERPEN: JUDUL CERPEN .

Tulis pengantar singkat-padat-jelas pengiriman cerpen pada badan email. Dan, akan lebih baik jika dalam pengantar ditegaskan tentang lama status cerpen yang dikirim.
“Jika setelah DUA BULAN cerpen ini belum dimuat, maka akan saya kirim ke media lain….”
Selesai.

Tarik nafas dalam-dalam, ucapkan syukur karena telah menyelesaikan sebuah cerpen/puisi dan mengirimkannya ke media. Berdoalah semoga layak muat dan dikirim honornya jika dimuat. Amin.

Dan, teruslah (belajar) menulis kreatif lebih baik lagi!
 .
Selatan Jakarta, Gatsu 52-53 Lt.14
17 Januari 2012 09:29 WIB
.
Contoh pengantar pengiriman karya
.
Dari                  : Saroni Asikin
Kepada            : sastra@jawapos.co.id Jawapos
Dikirim           : Kamis, 15 September 2011 5:25
Judul                : Cerpen STRIPTEASE DI JENDELA–Saroni Asikin
.
Semarang, 15 September 2011

Kepada
Yth. Redaktur Cerpen Jawa Pos
di tempat.

Dengan hormat,
Bersama ini saya kirimkan sebuah cerpen saya bertajuk “STRIPTEASE DI JENDELA” (dalam Lampiran). Saya sangat berharap cerpen ini Anda baca dan kelayakan pemuatannya sepenuhnya hak Anda. Atas pembacaan dan pertimbangan Anda, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,
Saroni Asikin
saroniasikin@yahoo.co.id
Tlp. 08xxxxxxxxxx
Rekening Bank Xxxxxxx Nomor Xxxxxxxxxxxxx a.n. Saroni Asikin


.
sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com